wayang yang saya tampilkan lebih mencondongkan kepada penggunaannya, "dimainkan", sebagai salah satu harta yang diturunkan dari para leluhur.
Saya membiarkan yang melihat gambar ini untuk menilai sendiri maksudnya, seperti contoh "Garuda" lahir untuk memerankan atau diperankan, Garuda mengontrol atau dikontrol. semua serba abu-abu, para pemeran dan korbannyalah yang menilai pada akhirnya