Warna pakaian oranye karena warna tersebut sudah cocok untuk seorang maling yang berhasil ditahan.
Kolom "Nama tahanan" nantinya diisi dengan nama si koruptor (maling uang rakyat) yang memakai pakaian ini. Misalnya, Mr. X. Dengan begitu, orang akan tahu nama si koruptor dan mengingatnya.
Kolom "jumlah dana yang dikorupsi" akan diisi dengan nominal uang korupsi hasil kalkulasi KPK, misalnya 1 triliun. Jadi orang akan tahu berapa banyak hasil sepak terjang si koruptor.
Desain bagian depan bukan sekadar desain sebuah kantung uang. Dibalik desain ini ada kantung sungguhan untuk diisi dengan pemberat khusus. Pemberat akan dimasukkan melalui ritsleting di bagian depan. Makin banyak nominal yang dikorupsi, makin berat pemberat yang dimasukkan. Dengan demikian, si tahanan/koruptor akan merasa terbebani ketika memakai baju ini. Jalannya pun akan terbungkuk-bungkuk dan terseret-seret karena keberatan, layaknya tahanan pada umumnya (baca: maling ketangkep).
Untuk bagian belakang, desain menyerupai pakaian sobek sehingga seolah-olah kulit punggung si tahanan tampak (dengan tulisan memalukan seperti pada gambar). Tujuannya agar si koruptor malu memakai baju tahanan ini karena desainnya sangat compang-camping. Hancur sudah wibawa mereka sebagai koruptor compang-camping. Karena mereka pikir wibawa mereka masih ada kalau pakaian mereka mahal dan parlente. Bagi koruptor/tahanan yang mendadak berkerudung/jilbab saat jadi tersangka, dengan memakai pakaian ini, kerudung mereka tak ada artinya karena aurat mereka seolah-olah tampak. (NB: sori agak panjang)