Bajak sawah tradisional...
Pembajak saya gambarkan sebagai kemenaker, yang mengatur, mengarahkan, menjaga. warna merah pada pembajak saya maksudkan untuk ketegasan, cambuk atau tongkat penegakkan peraturan secara jelas dan transparan. Tidak ada kaki pada pembajak tapi saya gambarkan dengan ekor komet (speed sign), hal yang ingin saya gambarkan adalah kecepatan dalam bertindak, bekerja serta menyikapi hal-hal yang menjadi tanggungjawab kemenaker. Dua bidang putih dari kepala pembajak, untuk pandangan atau visi ke depan, selain isi juga untuk memandang segala hal berkaitan dengan kewajiban-kewajibannya tidak hanya dari satu sudut pandang, tetapi harus dengan pandangan yang luas.
Kerbau saya gambarkan sebagai tenaga kerja. tanduk yang panjang dan runcing menggambarkan kompetensi yang tinggi, kemauan yang keras, mampu untuk melindungi diri, profesional. Warna kuning dengan garis putih dibawah kerbau menggambarkan kecepatan dan kesungguhan yang akan menghasilkan, dalam hal ini kesejahteraan (warna kuning keemasan)
Bajak menjadi penghubung atau yang mengaitkan antara pembajak dan kerbaunya. Apabila hubungan ini bekerja dengan semestinya maka bajak akan dapat bekerja, bermanfaat menghasilkan apa yang diharapkan.
Semua hal tersebut diatas harus dapat terpenuhi, satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (lingkaran hitam). Apabila hal tersebut terwujud maka keselarasan, suasana yang kondusif akan tercapai (warna biru muda/ langit yang cerah).