Tahun Produksi:
Mon, 01/01/2018 (All day)
Film ini terinspirasi dari kisah nyata. Mengisahkan tentang tiga orang yang baru saja menyelesaikan shooting di sebuah rumah yang telah lama tidak dihuni pada suatu malam. Mereka lalu melakukan perjalanan untuk mengembalikan barang-barang shooting yang mereka pinjam dengan sebuah mobil. Namun, di tengah perjalanan tiba-tiba seorang dari mereka yang duduk di belakang kerasukan. Teror itu terus berlanjut di dalam mobil, sampai akhirnya pengemudi mobil tersebut diambil alih oleh hantu tersebut.
Berdasarkan kisah nyata, teror oleh hantu ini dikarenakan suatu peristiwa di mana
sang produser marah-marah dan mengeluarkan kata-kata kasar saat shooting. Diyakini
arwah tersebut tersinggung dan mulai meneror produser itu. Saya sebagai sutradara sangat tertarik untuk membawakan film dengan cerita ini. Karena, cerita ini memiliki sangkut-pautnya dengan diri saya sendiri sebagai pembuat film.
Saya mempercayai hal-hal mistis seperti ini karena saya sendiri pernah mengalami
peristiwa-peristiwa yang tidak bisa ditelaah secara logika (walaupun porsinya tidak sebesar cerita ini). Saya adalah seorang pembuat film dengan temperamen yang tinggi dan keras. Namun, saya masih menjunjung tinggi sopan santun dan etika dalam bekerja. Sehingga, saya merasa bahwa cerita ini sangat cocok dengan diri saya sendiri.
Film ini tidak hanya bertujuan untuk memperlihatkan pengalaman mistis yang
memang pernah dialami oleh orang, tapi juga untuk memberikan peringatan. Target utama film ini tentu adalah teman-teman filmmakers yang tidak akan jauh-jauh dari proses shooting. Film ini harus diproduksi dan ditonton oleh mereka agar mereka tahu bahwa ancaman seperti ini memang ada dan ada di sekitar kita. Saya ingin mengingatkan mereka bahwa kita harus menjunjung tinggi etika dan santun di mana pun mereka berada saat shooting. Selain warga sekitar, kita juga harus memberikan perhatian kepada makhluk astral yang mungkin saja bersemayam di sana. Apa lagi kita sebagai manusia yang hidup tidak mengerti sepenuhnya tentang makhluk 4 dimensi itu.
Sebenarnya, hal-hal yang saya sebutkan di atas seharusnya sudah ditanamkan pada
diri setiap orang. Bukan hanya karena adanya ancaman mistis, lalu kita harus memaksa diri untuk lebih memperhatikan cara berbicara dan berperilaku. Hal seperti ini seharusnya sudah diketahui dan dibiasakan pada sosial dan budaya yang berlaku. Karena, seperti yang diketahui, anak-anak di generasi ini semakin menyurutkan nilai sosial-budaya yang seharusnya mencerminkan orang Indonesia yang ramah di mata orang asing.
Tujuan saya sebagai sutradara dari memproduksi film ini adalah untuk menyadarkan
teman-teman film, terutama mereka yang melakukan shooting di mana-mana bahwa ancaman seperti ini nyata apa adanya. Harapannya dengan kesadaran itu, tumbuh pikiran dari mereka untuk selalu waspada dan mengedepankan nilai-nilai santun yang positif. Karena hal tersebut juga kurang lebih bisa menjamin keselamatan kita selama shooting.