Kompetisi Film Pendek & Animasi HelloFest 2016!

Masih Ada

Kreator: 
Yonatan Ripandra Sinaga
Kategori: 
Non-Animasi
Screenshot: 
Durasi: 
8 menit 33 detik
Tahun Produksi: 
2016
Keterangan: 

Judul Karya : Masih Ada
Kreator :
Yonatan Ripandra Sinaga
Domisili : Kabupaten Pelalawan
Kategori : Non-Animasi
Format : Shooting
Durasi : 8 menit 33 detik
Sinopsis :

Rendy adalah Seorang Pelajar yang sangat menekuni sekolahnya. Walau hidup ditengah keluarga yang mampu, namun hati kecilnya merasa kesal hadir ditengah keluarga itu.

Pada Suatu pagi, terdengar dentingan bunyi alarm jam membangunkan Rendy dari tidurnya. Masih belum sadar penuh dari tidurnya, “Ceterrr” suara keras terdengar dari luar kamar. Saat itu juga Rendy tersentak membuka pintu kamarnya, ternyata Orang Tua Rendy bertengkar lagi. Sudah hal biasa bagi Rendy melihat kedua orang tuanya bertengkar. Dia hanya mengabaikannya, segelas air putih menemani serta menyegarkan pikirannya. Saat hendak kembali ke kamar, tanpa sadar terinjaknya beling pecahan kaca. Sama halnya, dengan mengabaikan hal ini ia lekas mandi, dan Memakai seragam. Mulai melangkahkan kakinya pergi ke sekolah, di pagi itu. Sesampai ia disekolah belum terdengar suara langkah kaki bahkan motor para siswa disekolahnya, selain guguran daun kering yang memenuhi halaman sekolah. Tiba disekolah dan memasuki ruangan kelas, dimana ia masih belum menemui bahkan seorang pun juga, meski jam telah menunjukkan jam 06.30 .Hari itu, Ia mengikuti jam pelajaran dengan baik sama hal nya dengan siswa yang lain. Kegiatan sekolah usai, Setibanya di rumah, rasa lelah mengiring ia ke kamar. Suara gaduh dari luar kamar tiada hentinya sepanjang hari itu.

Keesokan harinya, Pagi itu rendy telat bangun. Awalnya, berharap menghindari suara gaduh itu namun tak sesuai yang diharapkan seperti hari yang biasa ia lewati. Suara gaduh masih terdengar saja. Berbeda dengan hari yang lalu, kali ini ia tidak dapat mengabaikan hal ini. Sebaliknya hal ini menumbuhkan rasa kesal, dongkol, marah, sedih yang sangat mendalam pada dirinya. Bergegas, dengan tujuan dari rumah untuk pergi ke sekolah, Sesampai ia didekat gerbang sekolah. Langkah kakinya terhenti serta timbul pikiran untuk apa menjalani kegiatan membosankan ini, pikiran itu seakan menuntun langkah kaki Rendy untuk meninggalkan sekolah hingga kesuatu tempat yang tabuh bagi nya, warung atau kediaman para siswa malas sekolahnya. Tempat itu, nantinya menjadi batu keterputukan Rendy. Di tempat itu juga, terlintas gambaran pertengkaran kedua orang tuanya. Tertunduk lepas kebingungan, tak lama kemudian seorang siswa menghampirinya dengan membawa kantung plastik ditutup rapat. Melihat wajah rendy yang tampak lesu dan tidak berirama, siswa itu menawarkan rokok pada Rendy. Masih tertanam pada benaknya untuk tak berulah terlalu jauh, dengan tangkas ia menolak tawaran siswa itu. Tak terima tawaran ditolak, siswa ini bertanya pada Rendy: “ Ada apa bro? Coba ceritakan padaku”. Rendy menjelaskan apa yang sedang terjadi didalam keluarganya, namun Rendy tak sadar kepada siapa ia memberi penjelesan. Setelah mendengarkan penjelasan Rendy, siswa itu meninggalkan Rendy. Saat Rendy juga hendak meninggalkan tempat itu, dilihatnya kantungan plastik. Penasaran, ia mengambil kantung plastik itu. Tak disangka, sebenarnya kantung plastik itu adalah milik daripada siswa itu. Dengan sengaja meninggalkan kantung plastik ini, ini merupakan titik awal kehancuran Rendy. Sesampai ia dirumah, teringat akan kantung plastik itu. Rendy lekas membuka dan ternyata berisikan narkoba. Setelah berhari-hari mengidap narkoba itu, tak disangka narkoba dalam kantungan telah habis. Rendy seperti kekeringan, Narkoba menghancurkannya. Yah awalnya, memang Cuma-Cuma. Namun siapa tau untuk selanjutnya butuh uang, Segala usaha dilakukan Rendy; Mencuri uang ayahnya, Mengikuti balapan liar, Mencopet dipasar. Hal yang tak seharusnya diketahui Rendy, walau sudah berupaya. Hendak berkata apa, tetap saja uang itu tidak cukup. Pada balapan ke-2, disaat ini Rendy mengalami insiden. Sebuah mobil truk melintas mengarah Rendy, dan tersentak dari bangunnya. Rendy sangat bersyukur ternyata itu mimpi, masih terdengar suara gaduh. Rendy keluar dari kamar, serta memberanikan diri menghampiri kedua orangtuanya dan menyatukan tangan kedua orang tuanya.  Dikata mimpi, namun mengapa saat Rendy hendak pergi ke Ruang keluarga. Didapatinya frame photo keluarga, pada mimpinya. Ternyata pecah sungguhan.