#alaRitusLogo
Ide Dasar:
Makanan sendiri tak lepas dari adat istiadat kebudayaan Indonesia dan terkait erat dengan ritual keagamaan tertentu, misalnya kenduri/syukuran, sesajen (menghidangkan makanan untuk arwah leluhur, berupa makanan tradisional), gunungan, dan sebagainya. Seperti yang kita ketahui, salah satu hal yang membedakan cara orang Indonesia menikmati makanan, yaitu dengan menggunakan tangan dan duduk bersila. Bahkan sampai sekarang hal ini masih sangat mudah ditemui di berbagai pelosok Indonesia. Sebelum mengenal sendok, garpu, pisau, dan sumpit (budaya Barat), Indonesia sudah lebih dulu menggunakan tangan dan suru (daun pisang yang dibuat untuk memakan Jenang (tradisi Jawa)). Budaya Barat sendiri menganggap kebiasaan ini menggelikan karena mereka terbiasa makan menggunakan garpu dan pisau. Inilah kenapa nasi bungkus (seperti nasi kucing) biasanya tanpa adanya sendok. Selain asas kesederhanaan, makan dengan menggunakan tangan jauh lebih nikmat.
Kegiatan makan pakai tangan: lesehan (pecel lele, dsb), makan nasi kucing, makan nasi liwet (sunda), dan sebagainya. Oleh karena itu, tadisi inilah yang dikembangkan menjadi logo ala Ritus Cafe & Resto. Selain tradisi makan pakai tangan, salah satu penguat tradisi di dalam logo, yaitu gelungan (konde) yang identik dengan mbok-mbok penjual makanan di tanah Jawa. Makanan yang berada di dalam mangkuk merupakan representasi dari nasi kuning yang familiar bagi masyarakat Indonesia, khususnya dalam ritual tumpengan atau selamatan (syukuran/upacara ucap syukur) atas kelahiran atau ulang tahun.
Ada cara makan orang Indonesia yang lebih praktis yaitu menggunakan tangan saja. Dalam istilah Jawa-nya Cara ini adalah sangat alami dan paling Indonesia sekali. Tidak perlu repot memakai sendok. Menggunakan tangan sebelah kanan untuk makan dan lebih baik mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan. Tradisi makan muluk dilakukan karena terpaksa karena tidak ada alat makan. Dan bahkan di acara-acara besar daerah sejenis tumpengan baik di Jawa atau di luar Jawa, para peserta akan memakan ramai-ramai makanan tumpengan itu dengan tangan.
Font:
Menggunakan dua jenis font, yaitu script dan sans serif.
Warna:
Sisi modernnya dari mananya?
Gaya ilustratif sederhana dan tentunya nama restoran yang sudah western dengan font minimalis modern, sehingga perlu ada sentuhan budaya/tradisi Indonesia, yaitu mbok2 makan pakai tangan (muluk) nasi kuning.