lereng kupu

lereng parang,  motif ini hanya digunakan oleh para bangsawan pada masa dahulu untuk upacara-upacara kenegaraan. Motif ini sampai sekarang masih tetap terjaga. Menurut Koeswadji, 1985 halaman 25, sesuai dengan arti kata, Parang Rusak mempunyai arti perang atau menyingkirkan segala yang rusak, atau melawan segala macam godaan. Motif ini mengajarkan agar sebagai manusia mempunyai watak dan perilaku yang berbudi luhur sehingga dapat mengendalikan segala godaan dan nafsu

dengan tambahan motif kupu ini bertujuan bahwa hidup itu metaforfosis dari yang tidak bisa apa-apa menjadi bisa apa-apa, dari yang tidak sempurna menjadi sempruna, untuk bisa mencapai itu semua kita harus selalu berusaha untuk merubahnya sendiri dengan pengorbanan, baik tenaga, pikiran, waktu dan harga, bahkan nyawa kita.